Tugas Semangat Ku
Senin, 30 November 2015
Pentingnya Partisipasi Anggota Dalam Koperasi
Tugas Individu
No. Absen : ( 9 )
SEMINAR KOPERASI
ILMU MURNI OPERASI
(Pentingnya Partisipasi Anggota Dalam Koperasi)
NAMA:
ELKY RAHAYU
NIM :1305113253
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah menciptakan alam semesta dan memberikan kehidupan kepada umat manusia. Karena hanya dengan izin-nya Saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Ilmu Murni Koperasi”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tentu banyak mempunyai kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Karena itulah tentunya Saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.
Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat direalisasikan dengan baik.
Harapan penulis semoga makalah yang telah disusun dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Akhir kata semoga ALLAH SWT senantiasa menambah ilmu kita dengan ilmu yang bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai amal ibadah.
Pekanbaru, 1 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAFULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Partisipasi
2.2 Arti Pentingnya Partisipasi Anggota
2.3 Rangsangan Partispasi Anggota
2.4 Cara Meningkatkan Partisipasi Anggota
2.5 Biaya Partisipasi
2.6 Model Kesesuaian Partisipasi Anggota Koperasi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Partisipasi merupakan faktor yang paling penting dalam mendukung keberhasilan atau perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan pekaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan. Semua program yang harus dilaksanakan oleh manajemen perlu memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen yang ada dalam organisasi.
Dalam kehidupan koperasi, sukses tidaknya, berkembang tidaknya, dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat tergantung sekali pada peran partisipasi aktif dari para anggotanya, dimana Anggota = Pemilik = Pelanggan (seperti yang tergambar dalam segitiga Tri-Angle Identy of Cooperative).
Dalam partisipasi harus ada kesesuaian kualitas antara anggota dan program yaitu adanya kesepakatan antara kebutuhan anggota dan keluaran program kopererasi. Kesesuaian antara manajemen dan anggota adalah jika anggota mempunyai kemampuan dan kemamuan dalam mengemukakan hasrat kebutuhannya yang kemudian harus direfleksikan atau diterjemahkan dalam keputusan manajemen. Kesesuaian antara program dan manajemen tugas dari program harus sesuai dengan kemampuan manajemen untuk melaksanakan dan menyelesaikannya.
1.2
Rumusan Masalah
1
Pengertian Partisipasi Anggota Koperasi?
2
Apa pentingnya Partisipasi Dalam Koperasi?
3
Apa saja Rangsangan Partisipasi Anggota Koperasi?
4
Bagaimana Cara Meningkatkan Partisipasi?
5
Pengertian Biaya Partisipasi Dalam Koperasi?
6
Apa Saja Model Kesesuaian Partisipasi Koperasi?
1.3
Tujuan Masalah
1
Untuk mengetahui Partisipasi Anggota Koperasi
2
Untuk mengetahui Pentingnya berpartisipasi anggota dalam Koperasi
3
Untuk mengetahui Partisipasi Rangsangan Anggota
4
Untuk mengetahui Cara Meningkatkan Koperasi
5
Untuk Mengetahui Biaya Partisipasi anggota
6
Untuk Mengetahui Model Kesesuaian Partisipasi Koperasi
BAB II
PEMBAHASAN
ILMU MURNI KOPERASI
Pentingnya Partisipasi Para Anggota Dalam Koperasi
2.1
Pengertian Partisipasi
Ditinjau dari segi etimologis, kata partisipasi merupakan pinjaman dari bahasa Belanda “participatie” atau dari bahasa Inggris “Participation” (sukanto,1983). Dalam bahasa Latin disebut “Participatio” yang berasal dari kata kerja “Partipare” yang berarti ikut serta, sehngga partisipasi mengandung pengertian aktif yaitu adanya kegiatan atau aktivitas.
Pengertian Partisipasi menurut para ahli, antara lain:
a)
Menurut Davis dan Newstrom (2004: ) Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok. Dan mendorong mereka untuk memberikan suatu kontribusi demi tujuan kelompok, dan juga berbagai tanggung jawab dalam pencapaian tujuan.
b)
Menurut Sajogyo (artikel :2002)
“Partisipasi” adalah suatu proses dimana sejumlah pelaku bermitra punya pengaruh dan membagi wewenang di dalam prakarsa “pembangunan”, termasuk mengambil keputusan atas sumberdaya
.
c)
Menurut Rauf, Nasution
dalam
Sri Yuliyati, mengemukakan partisipasi terhadap koperasi adalah manifestasi dari perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam menunjukkan sikap dan mewujudkan peranannya terhadap koperasi guna meningkatkan kesejahteraanya.
d)
Menurut (Sastropoetro:1995,11).Partisipasi adalah keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan lahiriahnya.
e)
Ropke (Jatnika;2000:62);
partisipasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana sekelompok orang (anggota) menemukan dan mengimplementasikan ide-ide/gagasan koperasi. Jadi partisipasi anggota pada suatu organisasi koperasi merupakan suatu keharusan yang mesti dilakukan oleh setiap anggota koperasi agar mereka dapat memperoleh manfaat yang lebih besar.
Pengertian ini menjelaskan peran masyarakat dalam mengambil bagian, atau turut serta menyumbangkan tenaga dan pikiran ke dalam suatu kegiatan, berupa keterlibatan ego atau diri sendiri atau pribadi yang lebih daripada sekedar kegiatan fisik semata.(artikel Dr. Arifin Sitio)
.
Secara umum, partisipasi dapat di artikan sebagai keterlibatan diri seseorang dalam suatu kegiatan, baik secara langsung maupun tidak langsung atau suatu proses identifikasi diri seseorang untuk menjadi peserta dalam kegiatan bersama dalam situasi sosial tertentu.
Seseorang yang berpartisipasi menurut Allport dalam Sastropoetro ( 1998 : 12 ) seseorang yang berpartisipasi sebenarnya mengalami keterlibatan di dalam dirinya / egonya, yang sifatnya lebih dari pada keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja. Dengan keterlibatan dirinya juga, berarti ketrlibatan pikiran dan perasaanya.
Arti Pentingnya Partisipasi
Partisipasi merupakan faktor yang paling penting dalam mendukung keberhasilan atau perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan. Semua program yang harus dilaksanakan oleh manajemen perlu memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen yang ada dalam organisasi.
Dalam kehidupan koperasi, sukses tidaknya, berkembang tidaknya, bermanfaat tidaknya, dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat tergantung sekali pada peran partisipasi aktif dari para anggotanya, dimana Anggota = Pemilik = Pelanggan (seperti yang tergambar dalam segitiga
Tri-Angle Identity of Cooperative
).
Wiranata, Suhenda modul ekonomi koperasi mengatakan arti penting dari partisipasi adalah;
a)
Partisipasi berasal dari kata participation yang secara harfiah berarti mengikutsertakan pihak lain.
b)
Seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugasnya akan lebih berhasil apabila pemimpin tersebut mampu meningkatkan partisipasi dari semua komponen atau unsur yang dimiliki perusahaan/lembaganya.
c)
Dengan meningkatkan partisipasi, berarti semua komponen/unsur yang ada akan merasa lebih dihargai sehingga dapat diharapkan semangat dan kegairahan kerja serta tanggung jawab dan rasa turut memiliki.
d)
Melalui partisipasi, pihak manajemen koperasi dapat mengetahui apa yang menjadi kepentingan para anggotanya. Dan seberapa banyak serta kualitas pelayanan yang bagaimana yang diperlukan para anggota.
e)
Partisipasi diperlukan untuk mengatasi penampilan yang kurang baik, dari menghilangkan kemungkinan salah tindak dari pihak manajemen, dan membuat kebijaksanaan yang diambil oleh pengurus memiliki landasan kuat dari para anggota, sehingga apabila terjadi kerugian dari kegiatan usaha yang dilakukan para anggota aka merasa legowo dalam ikut menanggung kerugian tersebut, karena mereka merasa turut bertanggung jawab.
2.3.
Rangsangan Partisipasi
Insentif (perangsang) merupakan lawan dari kontribusi (sumbangan). Berbagai perangsang dan sumbangan itu akan dievaluasi oleh anggota sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan tujuan (pribadi) yang dirasakannya sebagai subyektif.
Menurut Hanel (1989) insentif dan kontribusi anggota perseorangan terhadap koperasi adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan pelayanan yang efisien
b. Kontribusi keuangan anggota
c. Partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan
Menurut Soerjono ( 1990: 138) situasi yang merangsang kemauan untuk melakukan perubahan dan kekuatan itu bersumber dari:
a) Ketidakpuasan terhadap situasi yang ada, karena itu timbulah adanya keinginan untuk situasi yang lain.
b) Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara ada, dan yang seharusnya bisa ada
c) Adanya tekanan dari luar seperti kompetisi, keharusan menyesuaikan diri, Dll.
d) Kebutuhan dari dalam untuk mencapai efisiensi dan peningkatan, misalnya produktivitas, dll.
Partisipasi anggota koperasi anggota dipengaruhi oleh kemampuan dan kemauan anggota untuk berpartisipasi, kemampuan anggota untuk berpartisipasi dipengaruhi oleh bimbingan atau penyuluhan yang dilakukan koperasi. Bimbingan atau penyuluhan ini dapat berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap anggota. Bila anggota sudah memiliki pengetahuan, keterampilan, modal serta sikap positif terhadap koperasi berarti anggota memiliki kemampuan untuk berpartisipasi.
Kemauan anggota koperasi untuk berpartisipasi merupakan reaksi psikis dalam diri seseorang manusia, untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada. Kemauan ini berhubungan dengan aspek sikap seperti emosi dan perasaan yang dipengaruhi oleh besarnya pelayanan koperasi, kedekatan tempat tinggal, motivasi anggota koperasi, daya tarik terhadap kegiatan koperasi, dan hubungan dengan lembaga ekonomi lain.
Keberhasilan koperasi dalam perkembangannya didukung oleh partisipasi anggota koperasi itu sendiri. Partisipasi aktif dan kesadaran masyarakat untuk bergabung dalam wadah koperasi, merupakan inti kekuatan koperasi.
2.4.
Cara Meningkatkan Partisipasi
a. Meningkatkan manfaat keanggotaan
Ø
Menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh anggota
Ø
Meningkatkan harga pelayanan pada anggota
Ø
Menyediakan barang yang tidak tersedia di pasar bebas
b. Meningkatkan kontributif anggota dalam pengambilan keputusan
Ø
Menjelaskan tentang maksud, tujuan perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
Ø
Meminta tanggapan dan saran tentang perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
Ø
Meminta informasi tentang segala sesuatu dari semua anggota dalam usaha membuat dan mengambil keputusan
c. Meningkatkan partisipasi kontributif keuangan
Ø
Memperbesar peranan koperasi dalam usaha anggota
Ø
Memperbesar
rate of return
Ø
Membangun dan meningkatkan kepercayaan anggota terhadap manajemen koperasi
2.5
.
Biaya Partisipasi
Biaya Partisipasi adalah biaya yang timbul sebagai dampak keikutsertaan anggota dalam pengelolaan koperasi. Biaya ini bukan hanya biaya penyelenggaraan rapat dan biaya perjalanan dalam rangka partisipasi, tetapi juga biaya oportunitas karena ada partisipasi. Biaya oportunitas adalah kesempatan melaksanakan proses produksi yang hilang karena adanya proses partisipasi.
Partisipasi yang paling berhasil adalah yang efisien (perhitungan selisih antara besar biaya partisipasi dengan manfaat yang ditimbulkan oleh partisipasi tersebut) dan efektif (tujuan yang hendak dicapai oleh partisipasi dapat terlaksana dengan baik). Efektifitas dan efisiensi koperasi pada dasarnya sangat ditentukan oleh ukuran koperasi, struktur keanggotaan dan fungsi koperasi.
.
Model Kesesuaian DalamPartisipasi
Menurut Ropke (1985), kualitas partisipasi tergantung pada interaksi tiga variabel yaitu:
a. Para anggota
b. Manajemen kperasi
c. Program
Kesesuaian antara anggota dan program adalah adanya kesepakatan antara kebutuhan anggota dan keluaran program koperasi.
Kesesuaian antara manajemen dan anggota adalah jika anggota mempunyai kemampuan dan kemauan dalam mengemukakan hasrat kebutuhannya yang kemudian harus direfleksikan atau diterjemahkan dalam keputusan manajemen.
Kesesuaian antara program dan manajemen adalah tugas dari program harus sesuai dengan kemampuan manajemen untuk melaksanakan dan menyelesaikannya.
Jadi, efektivitas partisipasi koperasi merupakan fungsi dari tingkat kesesuaian antara anggota, manajemen dan program.
Dimana: P = partisipasi
a = anggota
m = manajemen
p = program
Dengan demikian, partisipasi akan efektif bila:
a. Manajemen mampu melaksanakan tugas dari program yang ditetapkan
b. Keputusan program manajemen mencerminkan hasrat permintaan para anggota
c. Hasrat permintaan anggota akan tercermin dalam keputusan program manajemen.
Penggunaan manajemen partisipasi tergantung dari:
a. Waktu yang tersedia
b. Kemauan anggota untuki berpartisipasi
c. Sistem imbalan
d. Sifat dari pekerjaan
Penyebab berkurang atau tidak adanya partisipasi dari sebagian anggota di antaranya:
a. Pemilik modal paling banyak akan menentukan keputusan program usaha
b. Partisipasi tidak lagi sesuai dengan prinsip koperasi (keanggotaan terbuka dan sukarela)
dan prinsip manajemen (demokratis)
c. Hasil/
output
program manajemen tidak sesuai dengan kebutuhan dan permintaan kebanyakan anggota
d. Perusahaan koperasi lebih banyak berusaha dengan pihak luar/non-anggota.
Dengan alasan-alasan tersebut, menurut Yuyun Wirasasmita (1991), untuk memperbaiki partisipasi anggota agar efektif adalah di antaranya:
a. perlunya kebijakan untuk mengurangi kompleksitas organisasi dan manajemen
dengan menerapkan teknologi manajemen tepat guna
b. perlunya bantuan eksternal audit untuk beberapa koperasi yang belum mampu membayar
c. perlunya mengembangkan sistem audit internal untuk evaluasi sendiri
d. audit eksternal harus meliputi audit tentang pelaksanaan prinsip-prinsip koperasi, rencana koperasi tentang promosi anggota dan laporan pelaksanaan serta hasil promosi anggota
e. perlunya desentralisasi dalam koperasi
Bentuk partisipasi menurut Dr. Arifin Sitio
dalam
Sastropoetro (1995:56) ada 8 macam yaitu :
1.) Partisipasi dengan pikiran.
2.) Partisipasi tenaga bersifat swakarsa.
3.) Partisipasi pikiran dan tenaga sama dengan parti-sipasi aktif.
4.) Partisipasi dengan keahlian.
5.) Partisipasi dengan barang.
6.) Partisipasi dengan uang.
7.) Partisipasi dengan jasa-jasa.
8.) Partisipasi yang bersifat mobilisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Partisipasi merupakan faktor yang paling penting dalam mendukung keberhasilan atau perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan pekaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan. Semua program yang harus dilaksanakan oleh manajemen perlu memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen yang ada dalam organisasi.
Dalam kehidupan koperasi, sukses tidaknya, berkembang tidaknya, bermanfaat tidaknya, dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat tergantung sekali pada peran partisipasi aktif dari para anggotanya, dimana Anggota = Pemilik = Pelanggan
.
3.2.
Daftar Pustaka
Chuckwu, Samuel C,1990,
Economics of Cooperative Business Enterprise
, Marburg Consult for Self Help Promotion.
Davis, Keith, 1996,
Human Resources and Personal management,
Mc. Graw Hill Inc, New York
Hanel,Alfred,1989,
Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Organisasi Koperasi dan Kebijaksanaan Pengembangan di Negara Berkembang
, Bandung: Universitas Padjadjaran.
Hatta, Mohammad,
Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun
.
Röpke,Jochen, 2000, Terjemahan Sri Djatnika S.Ariffin,
Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen
, Jakarta: Salemba Empat.
Rusidi (ed), 2002,
Bunga Rampai 20 Pokok Pemikiran Tentang Pembangunan Koperasi,
Bandung: Ikopin.
Yuyun Wirasasmita,1998,
Pemberdayaan Koperasi Menuju Abad XXI
, makalah, Bandung: Ikopin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih Baru
Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar